“Kamu pakai apa sih kalau naik gunung?”
Ehm, saya kadang suka heran melihat orang yang sedang mendaki, tapi setelannya udah kayak mau ke mall.
Nggak salah sih, tapi menurut saya naik gunung – atau backpacking ke alam bebas – adalah salah satu bentuk olahraga. Dan olahraga seharusnya memakai pakaian olahraga, kan? Rasa-rasanya aneh kalau kita main futsal tapi pakai kemeja flanel dan jeans.
Memang terlihat nggak aneh sih, justru keren. Tapi saya jamin, yang pakai pakaian keren seperti itu pasti nggak nyaman sama sekali.
Saya menganut layering system dalam berpakaian ketika melakukan kegiatan pendakian. Sistem pelapisan pakaian ini memungkinkan kita untuk mengatur temperatur tubuh kita dengan menyesuaikan lapisan yang dikenakan.
Jadi, kita nggak perlu bawa jaket-jaket tebal yang terlalu besar macam mau ke kutub utara gitu…
Ada tiga lapis yang perlu kita ketahui. Lapisan pertama (base layer) yang langsung menyentuh kulit untuk mengatur kelembaban; lapisan kedua (insulating layer) untuk melindungi dingin dan memberi kehangatan #eaaa; dan lapisan terakhir (shell layer) adalah melindungi kita dari cuaca alam bebas.
Mari kita lihat satu-satu yuk kaka ~
1. Base Layer : Pengatur Kelembaban
Lapisan pertama ini tujuannya tak hanya untuk menyerap keringat, tetapi juga membuatnya menguap ke lapisan berikutnya. Makanya saya tak menyarakan memakai bahan katun karena hanya akan menyerap keringat, tapi tak bisa menguapkannya.
Keringat di baju nggak menguap = lepek lepek basah dan bau nggak sedap mirip sambel oncom basi. Been there dan nggak mau lagi hihi.
Lebih lagi, bahun katun bisa meningkatkan resiko hipotermia. Saya pernah memakai katun sebagai base layer dibawah jas hujan. Padahal air sama sekali tak tembus, tetapi karena berkeringat dan tak menguap, saya pun merasa kedinginan.
Untuk base layer ini, lebih baik memakai bahan seperti wol atau sintetis seperti polyster. Karena bahan-bahan ini tak hanya menyerap keringat, tapi juga mentransfernya ke lapisan luar baju.
Hasilnya : badan kita lebih kering saat berkeringat, dan baju juga akan cepat kering setelah itu. Dan yang paling penting : NGGAK BAU :))
2. Insulating Layer
Insulating layer ini fungsinya buat “menjebak” udara panas di dekat tubuh sehingga kita akan tetap hangat. Untuk lapisan ini, saya menyukai bahan serat alami seperti sweater berbahan bulu angsa (down).
Bahannya sangat ringan dan kecil saat dipacking. Tapi hanya bisa dipakai saat keadaan kering. Tapi belum lama saya melihat websitenya the north face ada teknologi bernama thermoball, bahan yang menyerupai down tetapi bisa tetap digunakan walaupun basah.
Bahan selain down yang populer ada fleece, di Indonesia umumnya disebut sebagai bahan ‘polar’. Polar ini sebetulnya adalah salah satu teknologi per-fleece-an. Tapi biasa, orang Indonesia suka menyebut brand sebagai nama benda tersebut.
Fleece juga ringan, menahan panas dengan baik, tetapi agak besar saat dipacking karena bahannya yang cenderung tebal. Jaket fleece biasanya jauh lebih murah daripada down.
Untuk musim dingin, tinggal mengganti lapisan kedua ini dengan bahan down atau fleece yang lebih tebal.
3. Shell Layer
Lapisan terakhir ini sangat penting untuk cuaca di gunung yang tak bisa ditebak. Lapisan ini penting, karena mencegah air masih ke dua lapisan bawah. Jika air sudah masuk, maka hancur sudah fungsi layering ini.
Shell dapat berupa jaket windproof (anti-angin) biasa hingga jaket windproof-waterproof-breathable dengan teknologi macam-macam yang harganya bisa buat beli sepeda motor bekas.
Saat membeli jakcet shell, pastikan ukurannya pas saat kita memakai dua lapisan di bawahnya.
Lebih baik gunakan shell yang beritpe windproof/Waterproof/breathable : Ini tipe yang paling saya sarankan. Teknologi seperti Gore-Tex masuk dalam kategori ini. Tipe ini menahan air, menahan angin, tetapi tetap bisa membuang uap keluar. Jadi saat memakainya di tengah terik matahari pun tak akan terlalu gerah.
Ada juga tipe yang lebih murah seperti hanya windproof, atau windproof/waterproof. Tapi untuk kegiatan alam bebas yang tentunya tingkat pergerakannya tinggi, saya menyarankan tipe yang breathable agar lebih nyaman. Lebih mahal sih memang, tapi gak akan menyesal saat kamu pakai di gunung.
4. Lapisan Tambahan – your style layer.
Ini adalah lapisan yang bisa kita bawa buat narsis. Tapi jangan dipakai pas jalan ya, pas foto-foto aja. Have fun! :))
JANGAN PAKE JEANS YA! :)
So, bagaimana pakaian kamu saat di gunung? Share di komen ya!
Thanks!
Sumber : Cek sini ya!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar