Hari ke 2 (18 Agustus 2015)
Pagi itu kami disambut dengan hangatnya matahari dan aroma
kopi yang sudah disiapkan oleh porter kami. Setelah sarapan dan foto-foto
narsis, kamipun mulai membereskan tenda dan melanjutkan lagi menghajar bukit
penyesalan. Pukul 9 kamipun berangkat, Yups berangkat menghajar Bukit
Penyesalan yang tiada habisnya karena setelah kita sampai di titik “puncak”
bukit kita langsung dihajar bukit baru lagi yang lumayan bikin engap dan lelah.
Apalagi sinar matahari dan debu sukses menghatam perjalanan kami melewati Bukit
Penyesalan.
Jalur Bukit Penyesalan |
Setelah sekian jam kita menghabiskan waktu dan tenaga serta
emosi di Bukit Penyesalan, akhirnya kami sampai di Plawangan Sembalun. Sampai
di sana, kami langsung dimanjakan dengan pemandangan yang mengagumkan dari
Danau Segara Anakan yang luar biasa keren. Porter kamipun sudah memilihkan
tempat untuk mendirikan tenda dengan view terbaik, yaitu langsung menghadap ke
Danau Segara Anakan. Dan itu kereeeeeeenn banget !!! Ohya di daerah ini banyak
kita jumpai monyet-monyet yang liar, jadi janganlah heran kalau mereka
menghampiri tenda pendaki untuk mencari makanan. Sumber air pun melimpah ruah,
jadi tidak perlu khawatir untuk persiapan summit esok harinya.
Karena posisi tenda sudah keren, maka gak afdol donk kalau
ga berfoto-foto ria sambal menikmati sunset di Plawangan Sembalun. Malam
menyambut dan kamipun harus segera tidur, karena besok akan melakukan summit
pukul 3 pagi.
Plawangan Sembalun |
Senja di Plawangan Sembalun |
Hari ke-3 (19 Agustus 2015)
Summit Attack
Pukul 1 pagi kami dibangunkan oleh Bang Roni untuk persiapan
summit attack. Persiapan kami lakukan. Makan dan pengecekkan barang-barang yang
dibutuhkan untuk summit ke puncak Anjani. Setelah melakukan persiapan dan
berdoa, kamipun melakukan summit ke puncak Anjani. Perjalanan dilakukan dengan
tempo pelan, karena dingin dan jalur nya lumayan padat. Jalur didominasi dengan
pasir jadi disarankan untuk memakai Geiter agar passir tidak masuk ke dalam
sepatu. Setelah perjalanan sekitar setengah jam, rombongan kami terbagi menjadi
2 karena ada teman yang kurang enak badan dan akupun ikut ke rombongan pertama.
Rombongan pertama terdiri dari 4 orang (aku, Denis, Riska dan Bang Yul).
Kamipun berjalan perlahan, lalu istirahat. Nafas mulai tersengal, udara makin
tipis, kaki mulai lemas dan air tinggal sedikit. Akupun saat itu rasanya ingin
sekali menyerah dan menangis, tapi melihat puncak yang sedikit lagi, disitu aku
pun merasa ada dorongan meskipun setiap 10 langkah aku berhenti.
Dan tepat pukul 7 pagi, rombongan pertama akhirnya tiba di puncak Anjani. Yang aku lakukan pertama kali adalah duduk dan menangis seakan masih belum percaya kalau akhirnya kami sampai Puncak Gn.Rinjani. Sekitar 15 menit kemudian, rombongan ke-2 akhirnya datang. Dan kamipun lunas menuntaskan misi mencapai puncak Gn.Rinjani. Ga ada yang remedial!!
We are in here, top of 3726 mdpl |
And I Got it!! 3726 mdpl done!! |
Setelah puas foto-foto cantik plus kece, kamipun mulai
bergegas turun karena angin bertiup kencang dan dingin mulai menyergap.
Perjalanan turun kami lalui lebih cepat sekitar 3 jam dan kami disuguhkan
pemandangan Danau Segera Anak dan Plawangan Sembalun dari atas.
Sampai di tenda kamipun langsung istirahat sambal membersihkan
diri dan memasak makanan sebelum melanjutkan perjalanan ke Danau Segara Anak.
Sekitar pukul 12 kamipun melanjutkan perjalanan ke Danau
Segara Anak. Rute untuk ke Danau Segara Anak dimulai dengan jalan menuruni
Plawangan Sembalun yang didominasi batu. Dan di jalur ini lah akhirnya sepatu
riska pun tak terselamatkan. Setelah melewati jalur batu, kamipun dihadapkan
pada jalur yang berupa padang rumput dengan pemandangan yang keren. Sekitar 3 jam perjalanan, kami puns sampai di
Danau Segara Anak. Setelah mendirikan tenda, kami diajak oleh Bang Roni untuk
ke sumber air panas. Berendam setelah menempuh perjalanan yang luar biasa
melelahkan aadalah sesuatu yang sulit terelakkan kenikmatannya.
Malam semakin larut dan kami pun setelah makan malam
langsung pelor semua. Dan kesunyian danau Segara Anak seolah memeluk kami dalam
kelelapan. Selamat malam Danau Segara
Anak ………
Hari ke 4 (20 Agustus 2015)
Foto dulu di Danau Segara Anak |
Pagi di danau Segara Anak memang menyenangkan. Kamipun
mencoba mancing dengan umpan seadanya. Dengan keahlian ala kadarnya, akhirnya
kami dapat ikan 2 ekor dan kecil-kecil. Hahahah tak apalah cukup buat jadi lauk
tambahan saat sarapan. Setelah sarapan, pukul 9 kami mulai membereskan tenda.
Setelah beres, tak lupa kami foto keren di depan Danau Segara Anak dengan latar
Gunung Barujari yang gagah.
Perjalanan kami lanjutkan kembali dengan diawali menyelusuri
tepian Danau Segara Anak. Tak lupa kami foto-foto kalau menemukan spot yang
fotoable. Hehehehe..
Setelah menyelusuri tepian Danau Segara Anak, kami langsung
dihadapkan pada tanjakan menuju Plawangan Senaru. Jalur ini didominasi oleh
batu-batu besar dengan beberapa titik yang mengharuskan kita melipir di tepian
tebing. Lumayan menguras energi apalagi saat itu kakiku mulai kapalan parah. Di
sepanjang jalur ke arah Plawangan Senaru, terdapat beberapa pos bayangan untuk
istirahat seperti pos Watu Ceper. Disini banyak dijumpai batu besar tapi ceper
atau salah satu sisinya datar. Dan ada satu titik yang fotoable banget dengan
background Danau Segara Anak. Setelah jeprat jepret para model dengan berbagai
pose, akhirnya kami melanjutkan lagi perjalanan.
Pukul 13.00 akhirnya kami sampai di Plawangan Senaru yang
disambut dengan teriknya matahari. Setelah foto-foto dikit, kami pun
melanjutkan perjalanan menuju ke pos selanjutnya. Jalur yang kami lewati
didominasi dengan padang rumput yang lumayan luas.
Plawanngan Senaru
|
Setelah melewati savanna, kita akan dihadapkan pada lebatnya
hutan senaru. Kamipun mulai memacu langkah kami, karena jalurnya turun dan
teduh. Kaki yang udah mulai lemes dan nyut-nyutan akibat kapalan seolah
kuabaikan demi mempercepat langkah. Sampai di Pos 2 kamipun istirahat untuk
makan dan mengumpulkan energi. Setelah energi kembali pulih, kamipun melangkah
lagi dan akhirnya sampai di pintu gerbang Senaru pukul 18.30.
Pintu Pendakian Senaru |
Pada pintu gerbang Senaru, kami menjumpai sebuah warung yang
ramai oleh pendaki. Namun yang kukira perjalanan sudah selesai ternyata belum,
kami harus berjalan sekitar setengah jam lagi untuk sampai di basecamp Senaru.
Jalur yang kami lewati merupakan jalur pemukiman penduduk yang melewati kebun
kopi dan kandang ternak di kanan-kiri jalan. Dan akhirnya kami sampai di
basecamp Senaru pukul 19.00. Kami pun langsung menuju ke salah satu warung dan
memesan nasi goreng plus minuman dingin yang menyegarkan. Sambil menunggu mobil
yang mengantarkan kita ke Mataran, kami membersihkan diri sambal membeli
cenderamata dari Rinjani. Mobil pun akhirnya datang dan kita berangkat menuju
Mataram. Dan perjalanan Rinjani ini akhirnya berakhir seiring dengan laju mobil
yang meninggalkan kawasan Gunung Rinjani. Selamat Tinggal Rinjani, See you next
time :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar