Pendakian ke Gn.Rinjani kali ini sudah direncanakan hampir 3
bulan sebelum keberangkatan. Hal itu dilakukan mengingat budget dan waktu yang
dibutuhkan lumayan banyak. Apalagi timku merupakan pegawai semua, jadi harus bernegosiasi
dengan cuti terlebih dahulu. Untuk pendakian ke Gn.Rinjani dibutuhkan waktu
normal 4 hari 3 malam. Setelah berdiskusi di grup whatsapp, akhirnya kita
memutuskan untuk berangkat ke Lombok tanggal 16 Agustus 2015. Tim kami terdiri
dari 2 rombongan kecil yaitu dari Bandung 4 orang (Aku, Inna, Wawan, Koh Biyan)
dan Jakarta 3 orang (Rizka, Bang Yul,
Bang Aziz) dengan meeting point di Bandara Praya Lombok.
Pada hari keberangkatan, tim Jakarta mendapatkan jadwal
penerbangan lebih awal daripada tim Bandung sehingga otomatis mereka sampai
terlebih dahulu. Untuk penerbangan dari Bandung, kami menggunakan maskapai
Citilink dengan keberangkatan jam 10.00. Saat sampai di Bandara Praya Lombok,
kami pun mendapat 1 orang tambahan personil dari Majalengka, Denis. Dan akhirnya
kita bertemu dengan rombongan Jakarta di masjid Bandara Praya. Sambil menunggu
mobil jemputan, kamipun istirahat dan sholat terlebih dahulu.
Mobil jemputan pun datang. Kebetulan wawan punya
sodara di Lombok jadi dia bisa membantu mengakomodir. Dan kamipun dibawa ke
rumah sodara wawan di daerah Aikmal. Perjalanan terasa lancar dan jalanan pun
masih sepi. Sekitar pukul 5 sore kamipun tiba di rumah sodara wawan untuk
beristirahat sebelum memulai pendakian esok hari.
Hari 1 Pendakian (17 Agustus 2015)
Pukul 5 pagi, kami pun bangun tidur dan langsung menyiapkan
diri dan peralatan untuk pendakian. Tak lupa kamipun belanja logistic terlebih
dahulu di Pasar Aikmal yang letaknya tidak jauh dari rumah sodara wawan.
Setelah mandi dan sarapan, sekitar jam 9 kami pun berangkat menuju Desa
Sembalun. Perjalanan cukup memakan waktu yang lumayan panjang. Melewati
perkampungan hingga hutan yang masuk ke kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
Panasnya udara jam 10 pagi tak terlalu terasa, karena pemandangan keren dan
hawa yang sejuk telah disajikan selama perjalanan ke Desa Sembalun.
Jalur menuju Desa Sembalun |
Sekitar pukul 10 akhirnya kamipun sampai di Desa Sembalun
dan bertemu Bang Roni sebagai porter kita. Setelah pembagian logistic dan
berdoa, kamipun berangkat pukul 10.45 dengan cuacanya yang panasnya mentereng.
Bismillah…..
Here we go!! |
Setelah melewati gerbang pendakian Sembalun, kamipun
langsung ditantang dengan hamparan savanna yang luas dan panas. Panasnya
matahari saat itu lumayan menguras tenaga dan persediaan air minum kami.
Ditambah dengan minimnya pohon membuat kami cepat lelah. Sekitar 2 jam
perjalanan, kamipun sampai di Pos 2 pukul 13.00 . Pos 2 di tandai dengan adanya
bangunan kecil semacam shelter di tengah sabana. Tempatnya sempit sih tapi
lumayan untuk melepaskan lelah. Setelah istirahat sekitar 10 menit, kamipun melanjutkan
perjalanan.
Jalur menuju Pos 2 |
Pos 2 di tengah savana |
Jalur perjalanan masih didominasi dengan savanna yang naik
turun. Perjalanan dari pos 2 ke pos bayangan membutuhkan waktu sekitar 45
menit. Pos Tengengean sendiri berada di sekitar jembatan dimana ada pohon besar
yang digunakan untuk berteduh. Kami istirahat di sini cukup lama. Makan dan
sholat pun kami lakukan. Sekitar 1 jam kami istirahat, kami pun melanjutkan
perjalanan ke Pos 3. Perjalanan ke Pos 3 pun masih sama, didominasi dengan savanna
cantik yang menhijau dengan gradasi kuning dan coklat. Matahari sudah tak
terlalu panas, karena sudah mulai tergelincir ke arah barat. Akhirnya setelah
berjalan sekitar 1 jam, kami pun sampai di Pos 3. Pos 3 terletak di lembah
antara 2 bukit. Kamipun rencana awal ingin mendirikan tenda di sini, namun
porter kami menyarankan untuk melanjutkan saja.
Pos Bayangan Tengengean |
Selepas pos 3, kami langsung di hadapkan pada Kawasan 7 Bukit
Penyesalan yang konon katanya banyak membuat orang merasa menyesal karena
sangat melelahkan. Saat mendaki satu bukit penyesalan, tenaga kami benar-benar
sudah terkuras habis, dan akhirnya kami pun memutuskan untuk membuka tenda
disini saja. Setelah selesai mendirikan tenda, senja pun mulai menyapa dan
malam mulai datang. Kamipun mulai memasak untuk makan malam. Dan menu makan
malam kali ini adalah ayam taliwang plus tumis kangkung ala chef riska nasi
yang matang sempurna ala chef roni. Maknyuss…. Selesai makan malam, kamipun
langsung masuk ke tenda untuk beristirahat. Selamat malam Rinjani,,,,,,
Senja dari Bukit Penyesalan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar