Jumat, 29 Januari 2016

Bahaya Kegiatan di Alam Bebas



Aktivitas manusia selalu mengandung risiko, dan seringkali risiko tersebut tidak bisa dicegah atau dikendalikan namun hanya bisa ditangani supaya tidak menjadi kematian. Kegiatan mendaki gunung termasuk aktivitas manusia yang mempunyai risiko tinggi. Hal ini disebabkan aktivitas tersebut berada di tempat yang tidak lazim menjadi tempat tinggal atau aktivitas manusia.Untuk menghindari risiko pada aktivitas mendaki gunung maka yang dapat dilakukan adalah :
  1. Gunakan peralatan lengkap sesuai dengan standar keselamatan yang sesuai dengan kriteria alam yang ada.
  2. Patuhi peraturan yang berlaku dan kearifan lokal setempat.
  3. Kendalikan untuk melakukan aktivitas yang tidak melampui batas kekuatan manusia.
Jika ketiga aspek di atas sudah tidak ditepati maka risiko tersebut dipastikan akan menghampiri anda. Patut diingat bahwa pendaki yang sudah mempersiapkan diri dengan baik dan mengenal medan dengan baik masih bisa terkena risiko berbahaya, apalagi yang tidak menggunakan peralatan dengan baik dan tidak mematuhi peraturan yang berlaku.
Meskipun sudah dihindari, risiko tetap saja berpeluang terjadi, mengingat bahwa ada beberapa faktor yang tidak bisa dikendalikan oleh manusia misal cuaca, kondisi lingkungan, dan faktor lain.
CUACA BURUK.
Di bawah ini adalah kondisi-kondisi darurat yang terjadi akibat risiko kegiatan mendaki gunung dan cara penanganan pertama yang harus dilakukan untuk menghindari dampak fatal. Cuaca buruk jika sudah terjadi tidak bisa dihindari ataupun dicegah, yang bisa kita lakukan secara prinsip mencari/membuat tempat yang aman untuk melindungi diri. Pada saat terjadi cuaca buruk maka yang harus kita lakukan adalah :
Biasanya cuaca buruk akan didahului oleh tanda-tanda alam seperti mendung tebal, halilintar, dan perilaku hewan, misal serangga dan burung-burung yang tiba-tiba menghilang atau tidak bersuara, jika sudah terjadi hal tersebut maka segera cari tempat yang aman, dirikan tenda atau buat perlindungan dan segera istirahat.
  1. Pastikan bahwa tempat perlindungan aman, jangan beristirahat di bawah pohon yang rapuh atau di bawah tebing yang rawan longsor, atau di daerah aliran air, atau di daerah lintasan hewan.
  2. Jika cuaca buruk tiba-tiba datang dan belum sempat membuat perlindungan misal kabut tebal, maka lebih baik berhenti sambil melakukan observasi, jangan panik, dan setelah memperoleh tempat yang baik segera membuat tempat perlindungan.
  3. Sebaiknya jas hujan/ponco diletakkan di tempat yang mudah diambil sehingga ketika hujan lebat datang tiba-tiba bisa digunakan secara cepat untuk melindungi diri sambil menunggu mendirikan tenda/tempat perlindungan.
  4. Jika tidak mungkin untuk mendirikan tenda dan cuaca semakin buruk maka pilihan terbaik adalah kembali pulang melalui jalan yang sudah dikenali.


HIPOTERMIA.

Hipotermia adalah kondisi tubuh yang mengalami penurunan suhu badan. Manusia normal mempunyai suhu badan antara 36-37 derajat Celcius. Jika suhu badan menurun misal hingga pada titik 32 derajat Celcius maka organ-organ tubuh tidak dapat berfungsi normal.
Gejala terkena hipotermia adalah kedinginan, menggigil, lemas, kehilangan orientasi, pucat, hingga terkadang bibir terlihat membiru. Gejala awal yang terlihat simpel adalah tiba-tiba terjatuh (disorientasi), dan dalam beberapa kasus bisa sampai teriak-teriak dan dianggap kesurupan. Kondisi paling parah jika penderita sudah tidak sadarkan diri.
Penurunan suhu yang memicu hipotermia karena 2 hal utama yaitu :
  1. Tubuh kontak dengan udara dingin, dan atau pakaian yang dikenakan basah, sehingga panas tubuh kalah oleh suhu dingin dari luar tubuh.
  2. Kurang makan dan minum sehingga energi untuk menciptakan panas terbatas.
  3. Penyebab lain misal menderita penyakit tertentu.

Penanganan terhadap penderita hipotermia adalah sebagai berikut :
  1. Lindungi penderita dari kontak langsung dengan udara dingin. Periksa pakaian penderita, jika basah segera ganti dengan yang kering atau dilepas. Selimuti penderita dengan thermal blanket (dapat dibeli di toko-toko outdoor seharga Rp. 40.000-100.000), lalu lapisi dengan sleeping bag.
  2. Naikkan suhu tubuh penderita dengan cara kompres menggunakan botol berisi air hangat, dekatkan dengan sumber panas misal kompor, perapian, dan beri minuman/makanan hangat. 
  3. Penderita diajak komunikasi supaya tetap sadar.
  4. Jika penderita tidak sadar usahakan penderita untuk sadar dengan diberi stimulus tertentu seperti panggilan nama atau dirangsang dengan bau-baun (minyak kayu putih), dipijit dll.
  5. Jika penderita berteriak-teriak maka usahakan agar penderita tenang dan tetap dalam kendali penolong. Jangan turuti permintaan penderita yang tidak rasional karena saat terkena hipotermia penderita sering kali tidak dapat berpikir dengan normal.
Hal yang TIDAK BOLEH dilakukan pada penderita hipotermia :
  1. Membiarkan penderita menggunakan pakaian basah.
  2. Menganggap penderita kesurupan dan menuruti permintaan penderita.
  3. Membiarkan penderita sendirian
Hipotermia bisa dicegah, bisa ditangani, yang penting adalah penolong dalam kondisi tenang dan tersedia peralatan penolong seperti thermnal blanket, sleeping bag, alat untuk mengkompres dan makanan/minuman hangat. Mendaki gunung tentu bukan untuk menjadi celaka. Mari mendaki gunung dengan cermat dan cerdas dengan memprsiapkan diri sebaik-baiknya dan mempersiapkan peralatan untuk penanganan kondisi darurat, supaya besok bisa naik gunung lagi.

KELAPARAN.
Ini adalah ancaman bahaya yang paling gampang diprediksi dan ditanggulangi. Sebagai manusia yang setiap kali makan, maka seharusnya bisa mengukur berapa makanan yang diperlukan dalam jangka waktu tertentu. Rumus yang sering digunakan untuk membawa jumlah makanan yang diperlukan adalah 2n+1 (n adalah jumlah hari selama melakukan kegiatan), jika kegiatan dilakukan selama 2 hari, maka perbekalan yang dibawa adalah 5 x jumlah makanan dalam kondisi normal. Jika sampai terjadi kelaparan maka penyebabnya adalah:
  1. Salah perhitungan,
  2. Hilang, atau tersesat sehingga waktu kegiatan menjadi lebih lama

Kelaparan akan menjadi masalah serius, dalam jangka waktu tertentu, tergantung kondisi masing-masing orang, kelaparan dapat menyebabkan kematian. Satu-satunya jalan untuk mengatasi bahaya kelaparan di gunung adalah mencari bahan makanan dan makan.
KEHAUSAN.
Air adalah bagian yang sangat penting dalam tubuh manusia. Kekurangan cairan dalam tubuh akibatnya sangat fatal (kematian) dibandingakan kekurangan makanan. Dampak dari kehausan atau dehidrasi adalah :
  1. Pingsan
  2. Kehilangan orientasi dan pola pikir rasional
  3. Gerakan-gerakan tubuh tidak terkoordinasi (gemetar)

Jika dalam keadaan dihidrasi, maka langkah darurat yang harus dilakukan adalah :
  1. Mencari tempat berteduh (jika cuaca panas).
  2. Istirahat dan kurangi aktifitas yang tidak perlu.
  3. Cari sumber air yang bisa dimanfaatkan dengan aman.

TERSESAT.

Banyak jiwa melayang karena kecelakaan saat melakukan aktivitas mendaki gunung, dan sebagian besar kecelakaan tersebut bermula dari tersesat. Faktor penyebab pendaki gunung bisa tersesat adalah :
  1. Pendaki tidak melalui jalur resmi.
  2. Pendaki tidak kenal medan dan tidak didampingi guide.
  3. Terjadi cuaca ekstrim yang membuat pendaki tidak mengenali jalur.
  4. Pendaki lepas dari rombongan.
  5. Panik atau sebab lain seperti tidak bisa berpikir logis akibat kelaparan, dehidrasi dll.

Supaya tidak tersesat maka pendaki sebaiknya :
  1. Kenali jalur, jika anda tidak kenal jalur tersebut maka ajak orang yang benar-benar kenal dan jangan sampai terpisah dengan orang tersebut.
  2. Jika tidak ada yang kenal jalur, maka GPS (gunakan penduduk setempat) sebagai guide.
  3. Jika tidak ada anggota rombongan yang kenal jalur, tidak ada penduduk yang mau jadi guide maka gunakan IMPK (ilmu medan peta kompas) atau yang lebih canggih lagi gunakan GPS.
  4. Jangan coba-coba membuka jalur baru jika memang tidak kenal medan dan tidak punyak pengalaman survival, kecuali nama anda mau masuk media sebagai obyek pencarian Tim SAR.
  5. Ikuti jalur resmi.
Saat tersesat yang dapat dilakuan adalah :
  1. Gunakan metode STOP, site, thinking, observation, planning, duduklah hingga tenang, lalu berpikir dengan jernih dan waras, melakukan observasi lingkungan sekitar, lalu lakukan perencanaan untuk kembali ke jalan yang benar.
  2. Manajemen logistik dan peralatan lain, seperti battery, hemat energi hemat tenaga.
  3. Kembali ke jalan sebelumnya jika masih bisa dikenali.
  4. Sebaiknya cari tempat yang agak tinggi untuk melihat medan, jangan langsung turun ke bawah apalagi jika medan belum dikenali, bahaya bisa masuk jurang.
  5. Jika kondisi kabut/gelap cari tempat istirahat dan kumpulkan energi supaya besok pagi bisa kembali ke jalan yang benar.
  6. Jika sudah tidak bisa berjalan lagi segera panggil bantuan, gunakan peluit, atau rumput untuk membuat suara, atau asap (tentu jangan sampai mambakar hutan).
  7. Jika terpaksa harus berjalan untuk kembali maka buatlah jejak supaya jika terjadi apa-apa bisa dikenali oleh tim SAR, misal tanda panah, tali, barang yang mudah dikenali, kalau bisa tulis pesan lebih baik.
  8. Dengarkan suara dan tanda-tanda alam, dalam beberapa kasus, banyak survivor tertolong oleh suara azan.
  9. Lakukan tindakan survival, tetap tenang, jangan panik, dan tetap semangat untuk hidup.
  10. Terakir jika semua tidak bisa dilakukan lagi, tunggu tim SAR menemukan, dalam kondisi apapun.

KRAM KAKI.

Kram kaki/beris biasanya disebabkan karena ada ketidakseimbangan pada saat mandaki/turun atau beban yang dibawa terlalu berat, selain itu kram bisa juga disebabkan suhu udara yang terlalu dingin sehingga otot tidak bekerja dengan baik.

Untuk mencegah terjadinya kram pada kaki maka dapat dilakukan hal-hal berikut :
  1. Lakukan pemanasan dan latihan sebelum mendaki.
  2. Bawa beban yang sewajarnya.
  3. Gunakan sepatu yang melindungi kaki dengan baik dan kaos kaki yang nyaman agar kaki tidak kontak langsung dengan udara dingin.
  4. Gunakan track pole untuk mengurangi beban pada kaki.

Saat terjadi kram maka yang bisa dilakukan adalah :
  1. Istirahat.
  2. Posisikan bagian yang mengalami kram lebih tinggi dari jantung.
  3. Lakukan pijatan pada bagian yang terkena kram.

Sebenarnya kram kaki bukan termasuk dalam kondisi darurat mengancam kematian, dampak paling buruk dari kram kaki adalah merepotkan teman untuk menandu penderita, kecuali karena kram kemudian jalan terhuyung-huyung dan akhirnya terpeleset masuk jurang, almarhum.
DIGIGIT ULAR.
Jika anda bukan pawang ular dan tidak kenal jenis-jenis ular dan tidak kebal ular maka sebaiknya seriuslah jika terjadi hal ini. Ular kan menggigit manusia jika terganggu. Gunung adalah habitat ular, dan ular bisa ada di mana saja, maka sebaiknya manusia yang mengalah untuk tidak mengganggu habitat ular. Jika tergigit ular maka hal-hal yang dapat dilakukan adalah :
  1. Jangan panik, karena kepanikan akan mempercepat denyut jantung dan mempercepat racun ular.
  2. Segera ikat bagian atas dan bawah gigitan untuk melokalisir racun ular. Normalnya bagian yang tergigit ular adalah kaki, risiko terbesar jika racun menyebar dan parah selain kematian adalah amputasi, pastikan bahwa bagian yang tergigit bukan bagian leher karena akan kesulitan membuat ikatan atas dan bawah luka, dan akan lebih kesulitan lagi jika harus terjadi amputasi.
  3. Posisikan bagian tubuh yang tergigit ular lebih rendah dari jantung untuk mengurangi penyebaran racun ular.
  4. Kurangi gerak badan, hemat energi, banyak gerak akan mempercepat peredaran racun.
  5. Bawa ke rumah sakit terdekat secepatnya.

Sumber : Disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar