Selasa, 12 Januari 2016

Pendakian Rinjani via Sembalun-Senaru (Part 1)



16 Agustus 2015
Pendakian ke Gn.Rinjani kali ini sudah direncanakan hampir 3 bulan sebelum keberangkatan. Hal itu dilakukan mengingat budget dan waktu yang dibutuhkan lumayan banyak. Apalagi timku merupakan pegawai semua, jadi harus bernegosiasi dengan cuti terlebih dahulu. Untuk pendakian ke Gn.Rinjani dibutuhkan waktu normal 4 hari 3 malam. Setelah berdiskusi di grup whatsapp, akhirnya kita memutuskan untuk berangkat ke Lombok tanggal 16 Agustus 2015. Tim kami terdiri dari 2 rombongan kecil yaitu dari Bandung 4 orang (Aku, Inna, Wawan, Koh Biyan) dan Jakarta 3  orang (Rizka, Bang Yul, Bang Aziz) dengan meeting point di Bandara Praya Lombok.
Pada hari keberangkatan, tim Jakarta mendapatkan jadwal penerbangan lebih awal daripada tim Bandung sehingga otomatis mereka sampai terlebih dahulu. Untuk penerbangan dari Bandung, kami menggunakan maskapai Citilink dengan keberangkatan jam 10.00. Saat sampai di Bandara Praya Lombok, kami pun mendapat 1 orang tambahan personil dari Majalengka, Denis. Dan akhirnya kita bertemu dengan rombongan Jakarta di masjid Bandara Praya. Sambil menunggu mobil jemputan, kamipun istirahat dan sholat terlebih dahulu.

Mobil jemputan pun datang. Kebetulan wawan punya sodara di Lombok jadi dia bisa membantu mengakomodir. Dan kamipun dibawa ke rumah sodara wawan di daerah Aikmal. Perjalanan terasa lancar dan jalanan pun masih sepi. Sekitar pukul 5 sore kamipun tiba di rumah sodara wawan untuk beristirahat sebelum memulai pendakian esok hari.


Hari 1 Pendakian (17 Agustus 2015)
Pukul 5 pagi, kami pun bangun tidur dan langsung menyiapkan diri dan peralatan untuk pendakian. Tak lupa kamipun belanja logistic terlebih dahulu di Pasar Aikmal yang letaknya tidak jauh dari rumah sodara wawan. Setelah mandi dan sarapan, sekitar jam 9 kami pun berangkat menuju Desa Sembalun. Perjalanan cukup memakan waktu yang lumayan panjang. Melewati perkampungan hingga hutan yang masuk ke kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Panasnya udara jam 10 pagi tak terlalu terasa, karena pemandangan keren dan hawa yang sejuk telah disajikan selama perjalanan ke Desa Sembalun.
Jalur menuju Desa Sembalun

Sekitar pukul 10 akhirnya kamipun sampai di Desa Sembalun dan bertemu Bang Roni sebagai porter kita. Setelah pembagian logistic dan berdoa, kamipun berangkat pukul 10.45 dengan cuacanya yang panasnya mentereng. Bismillah…..
Here we go!!

Setelah melewati gerbang pendakian Sembalun, kamipun langsung ditantang dengan hamparan savanna yang luas dan panas. Panasnya matahari saat itu lumayan menguras tenaga dan persediaan air minum kami. Ditambah dengan minimnya pohon membuat kami cepat lelah. Sekitar 2 jam perjalanan, kamipun sampai di Pos 2 pukul 13.00 . Pos 2 di tandai dengan adanya bangunan kecil semacam shelter di tengah sabana. Tempatnya sempit sih tapi lumayan untuk melepaskan lelah. Setelah istirahat sekitar 10 menit, kamipun melanjutkan perjalanan.
Jalur menuju Pos 2
Pos 2  di tengah savana

Jalur perjalanan masih didominasi dengan savanna yang naik turun. Perjalanan dari pos 2 ke pos bayangan membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Pos Tengengean sendiri berada di sekitar jembatan dimana ada pohon besar yang digunakan untuk berteduh. Kami istirahat di sini cukup lama. Makan dan sholat pun kami lakukan. Sekitar 1 jam kami istirahat, kami pun melanjutkan perjalanan ke Pos 3. Perjalanan ke Pos 3 pun masih sama, didominasi dengan savanna cantik yang menhijau dengan gradasi kuning dan coklat. Matahari sudah tak terlalu panas, karena sudah mulai tergelincir ke arah barat. Akhirnya setelah berjalan sekitar 1 jam, kami pun sampai di Pos 3. Pos 3 terletak di lembah antara 2 bukit. Kamipun rencana awal ingin mendirikan tenda di sini, namun porter kami menyarankan untuk melanjutkan saja.
Pos Bayangan Tengengean

 
Pos 3 diantara 2 bukit
Selepas pos 3, kami langsung di hadapkan pada Kawasan 7 Bukit Penyesalan yang konon katanya banyak membuat orang merasa menyesal karena sangat melelahkan. Saat mendaki satu bukit penyesalan, tenaga kami benar-benar sudah terkuras habis, dan akhirnya kami pun memutuskan untuk membuka tenda disini saja. Setelah selesai mendirikan tenda, senja pun mulai menyapa dan malam mulai datang. Kamipun mulai memasak untuk makan malam. Dan menu makan malam kali ini adalah ayam taliwang plus tumis kangkung ala chef riska nasi yang matang sempurna ala chef roni. Maknyuss…. Selesai makan malam, kamipun langsung masuk ke tenda untuk beristirahat. Selamat malam Rinjani,,,,,,
Senja dari Bukit Penyesalan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar